Pertama kali liat iklan event Europe On Screen (EOS) 2014 di salah satu majalah digital langsung membuat mata saya terbelalak. Nonton film gratis? Yang ga bakal ada di bioskop, kecuali acara festival film? Udah gitu film-film berkualitas yang jadi nominasi Oscar dan menangin banyak penghargaan? Siapa yang ga mau cobaaaa???
Saat itu juga saya langsung buka google dan cari tau soal event itu. Langsung ngiler pas liat jadwal-jadwal film yang nampang di websitenya: europeonscreen.org. I HAVE TO WATCH ALL OF THOSE MOVIES!!! (Ngimpi sih, secara hari kerja ga mungkin nonton -_-). Jadilah saat itu juga langsung menetapkan film-film apa aja yang mau ditonton di weekend pertama (2-3 Mei 2014).
Pilihan di hari pertama (2 Mei) jatuh ke film-film yang diputer di Erasmus Huis, yaitu Ernest et Celentine, Walesa: Man of Hope, The Gilded Cage dan The Pirates! Band of Misfits. Saya memang sengaja memilih film-film yang diputer di satu tempat aja, jadi ga usah rempong ngejar-ngejar film di tempat lain. FYI, venue yang jadi tempat nonton EOS ga cuma di Erasmus aja, tapi juga di Goethe Haus, Institut Francais Indonesia, Istituto Italiano di Cultura, Taman Kodok, dan di Universitas Tarumanegara.
Eniwei, saat di hari pertama itu, saya dateng telat. Udah rada kuatir ga akan kedapetan tiket. Secara itu kan film gratisan ya, bo... Alhamdulillah, masih dapet tiket. Dan pas masuk ke dalem ternyata baru 3/4 kursi yang keisi. Mungkin ga banyak yang nonton karena Ernest et Celestine itu adalah film kartun, hehehe...
Nah..di hari kedua (3 Mei) saya memutuskan untuk ngendon di Goethe Haus untuk nonton 3 film: Alfie The Little Werewolf, Klitschko, dan Final Cuts-Ladies and Gentlemen. Sebenernya pengen lanjut nonton Philomena, tapi diurungkan karena di hari Senin saya ada liputan pagi. Naahh... cerita selanjutnya adalah mengenai tujuh film yang saya tonton pas weekend kemaren, yaaa... Here we go...
1. Ernest et Celestine
Film ini mengisahkan tentang persahabatan antara beruang dan tikus bernama Ernest dan Celestine. Walau pendapat awam mengatakan bahwa beruang dan tikus itu ngga akan bisa akur dan temenan, Ernest dan Celestine membuktikan hal sebaliknya. Against all odds, Ernest dan Celestine malah jadi teman baik dan saling care satu sama lain. Ngeliat film ini saya jadi kangen sama temen-temen saya...:)
- Best Animated Film Cesar Awards 2013
- People's Choice Award Dubai International Film Festival 2013
- Oscar 2014 Nominee for Best Animated Feature
2. Walesa: Man of Hope
Best Actor at Chicago International Film Festival 2013 Bridging the Borders Award at Palm Springs International Film Festival 2014 |
3. The Gilded Cage
Audience Award European Film Awards 2013 Best Feature Film Nominee at Sao Paulo International Film Festival 2013 |
Film ini menceritakan tentang sebuah keluarga berdarah Portugal yang telah lama tinggal di Paris. Kisah seru di film ini dimulai ketika sang orangtua mendapat warisan perkebunan anggur, namun dengan syarat mereka harus tinggal di Portugal agar warisan itu sah menjadi milik mereka. Padahal, dua anak mereka sudah betah tinggal di Paris karena lahir dan besar di kota mode itu. Sementara, sang orangtua sebenarnya juga sudah punya pekerjaan yang mapan dan sangat dipercaya oleh bos-bos mereka. Kegalauan yang dirangkum dalam The Gilded Cage ini cukup memberikan tawa setelah sebelumnya nonton film yang agak serius, hehehe. Yang jelas, terlepas dari adanya warisan yang dipertaruhkan di sana, tetap ngga akan ada yang bisa menggantikan ikatan batin seseorang dengan tanah kelahirannya.
4. Pirates! Band of Misfits
2013 Oscar Nominee for Best Animated Feature |
5. Alfie, The Little Werewolf
Best Children's Film (Tallin Black Nights Film Festival 2012) & Best Audience Golden Film Award The Netherlands 2011 |
6. Klitschko
Best Documentary Romy Gala, Austria 2012 |
Saya suka banget dengan apa yang dikatakan oleh Vitali saat menceritakan 'kejatuhan' karirnya. Saat itu dia baru saja mengundurkan diri di tengah pertandingan tinju melawan Chris Byrd karena cedera bahu, but most of the people said that he's a wimp because of that. Kepercayaan diri Vitali pun berada di titik paling bawah dalam hidupnya. Namun perkataan dari Max Schmelling (another boxer) membangkitkan semangatnya. Kira-kira kutipannya begini (seinget saya): You could hit rock bottom countless times, but the important thing is you never stay there. Jadi intinya mungkin saja kita akan menghadapi titik terendah dalam hidup, tapi yang penting adalah kita tidak berkubang didalamnya. Kita harus langsung bangkit dan semangat jalani hidup. Mendengar dorongan semangat itu, gambaran kekerasan dalam pertandingan tinju yang saya lihat sebelumnya langsung menguap. Setelah karir dua bersaudara Klitschko ini sempat menurun, mereka pun kembali lagi dengan kekuatan penuh demi mewujudkan mimpi mereka untuk menjadi dua bersaudara pertama yang memenangkan gelar juara dunia secara bersamaan. And they did it in 2008. Walau keluarga dan orang sekitarnya bilang kepada Klitschkos untuk menyerah saja, tapi Vitali dan Wladimir malah terus berjuang untuk mencatat sejarah baru tersebut. Jadi...Intinya adalah terus yakin dan kerja keras demi mewujudkan mimpi.
7. Final Cut - Ladies & Gentlemen
Film ini merupakan kolase potongan-potongan lebih dari 500 film, mulai dari film hitam putih-bisu di era yang entah kapan sampai film teranyar, Avatar. Saat membaca sinopsis filmnya di website Europe On Screen membuat saya penasaran untuk nonton film ini. Cuplikan-cuplikan film dijadikan satu film dalam rangkaian sebuah cerita. Kira-kira kayak apa yaaa?? Hehehe. Dan, ternyata emang keren. Salut untuk para editor dan sutradara yang kerja selama tiga tahun untuk mengedit film ini. Storyline film ini sebenarnya sederhana, dimana lelaki ketemu pasangannya, menikah, ada kesalahpahaman, lalu diakhiri dengan happy ending. Yang ga biasa adalah cerita itu dirangkai dari beberapa cuplikan film. Banyaaakkk jempol buat film maker-nya. Segala film dicampur jadi satu di sini, bahkan sampe film kartun pun juga ada, kayak Mr Incredible, Snow White, Sleeping Beauty. Film klasiknya Charlie Chaplin, Marilyn Monroe, dan all-time-movies kayak Sound of Music, Singing In The Rain, Forrest Gump. Ngga nyangka diantara segitu banyaknya film, pasti ada aja adegan yang sama. Bukan berarti juga saat nyuplik-nyuplik scene itu akan jadi cerita yang membosankan. Sutradara György Pálfi dan para editornya memasukkan adegan yang sukses bikin para penonton terbahak-bahak, seperti saat lagi adegan sedih dan galau, tiba-tiba ada Yoda-Star Wars disana dengan ekspresi sedih-galaunya juga. Atau lagi serius-seriusnya adegan, ternyata disambungin sama adegan kartun atau aksi kocaknya Charlie Chaplin. Hahahaha. Di setiap pergantian scene itu emang selalu ada aja element of surprise yang pada akhirnya membuat film ini tidak membosankan. Unpredictable and great movie, indeed.
PS: All pics from europeonscreen.org
No comments:
Post a Comment