Monday 31 October 2011

YNWA

You'll Never Walk Alone...


Sebelum tertipu, postingan blog kali ini adalah soal sepakbola, khususnya soal saya sebagai fans Liverpool FC. Jadi buat yang emang ga suka bola dan ga minat buat baca postingan blog soal bola, maap aja dulu ye..tapi kalo emang ada yang pengen baca racauan saya soal bola, ya monggo aja,,,:)

Ngga tau kenapa hari ini pengen aja nulis soal bola especially Liverpool FC. Kenapa saya bisa jadi fans klub bola yang nun jauh di mato itu? Padahal Persija yang deketan juga ada. Tapi ngga tau kenapa saya malah ga suka dengan klub-klub Indonesia karena mereka itu bawaannya pas pertandingan berantemmmm muluuu...jadi males deh.hehehehe

Eniwei, pas di jaman SD saya itu sebenernya adalah seorang anak cewe yang mikir 'Itu pemain bola pada ribet aja deh satu bola kok ya direbutin dan dikejar-kejar, tar gw kasih deh tu setiap pemainnya satu bola biar pada ga berebutan'. Intinya: BUKAN penikmat bola! Pas ada pertandingan bola di TV saya juga cuma ikut-ikutan aja nonton, berhubung adek sama bokap suka nonton bola jadi mau ga mau ya ikutan nonton.

Sampai terus pas SMP atau SMA (saya malah lupa), saya ngeliat gambar Michael Owen (waktu itu masih main di Liverpool) di salah satu majalah remaja. Ngeliat tampangnya yang imut-imut, saya langsung suka dehhh...Hihihi maklum jaman ABG gitu biasanya yang diliat paling utama dari cowo kan tampangnya cakep.

Dari situ sebenernya saya belum terlalu merhatiin Liverpool-nya, saya lebih merhatiin Owen. Kalau pas ada pertandingan Liverpool atw timnas Inggris tapi terus Owen ga main, ya saya ga jadi nonton. Saya juga ga terlalu ngotot pantengin pertandingan bola sampe tengah malem, walaupun Owen maen. Pokoknya jam batas saya nonton bola maksimal jam 10 malem. Jangan harap saya bela-belain bangun tengah malem cuma buat nonton bola aja.

Intensitas saya nonton Liverpool mulai meningkat pas masuk kuliah, walau kadang suka bolong-bolong juga nontonnya. Baru di tahun kedua kuliah, pertandingan Liverpool akhirnya jadi salah satu agenda wajib. Liverpudlian (sebutan buat fans Liverpool) yang menyanyikan anthem You'll Never Walk Alone di setiap awal pertandingan akhirnya berhasil membius saya untuk jadi penonton rutin.

Ya, saya jadi suka sama Liverpool karena lirik You'll Never Walk Alone. Agak beda mungkin sama penonton bola lainnya yang suka sama suatu klub karena gaya permainannya. For me, You'll Never Walk Alone lyric has a really deep meaning. Check out the lyric at the end of this posting and tell me what you think? For me, no matter how many obstacles you will face, you'll never walk alone because there's always God with us even though maybe there's no one cares about you.

Memang lirik You'll Never Walk Alone ini aslinya bukan dari ciptaan para Liverpudlian. Di Wikipedia ada runtutan historinya soal lirik lagu ini, awalnya dari musikal Carousel tahun 1945, terus populer di kota Liverpool pas dinyanyiin grup Gerry and the Pacemakers. Walau di tangga lagu hits You'll Never Walk Alone ga bertahan lama, lagu itu tetep terus dinyanyiin sama Liverpudlian sebelum pertandingan mulai.

Saya juga suka dengan logo klub Liverpool yang (menurut saya) artistik. Beda sama klub lain yang desainnya kaku, saya ngeliat logo klub Liverpool lebih menarik dengan adanya Liver bird (simbol kota Liverpool) di tengah, dua obor di dua sisi untuk mengenang kejadian di Hillsborough, dan ukiran di atas teks You'll Never Walk Alone. Duh keliatannya payah banget ya alesan saya suka sama Liverpool, tapi memang itu yang mentrigger saya untuk menjadi Liverpudlian. Akhirnya alasan saya nonton pertandingan bola sekarang bukan hanya karena satu pemain, tapi saya mendukung klub sepenuhnya siapapun pemainnya.

Setelah Owen akhirnya pindah dari Liverpool ke Real Madrid tahun 2004 pun saya tetap menjadi pendukung Liverpool. Well, actually my heart's broken when Owen leaving Liverpool. But hey it's a football. Players and managers come and go. But I think I have to say thank you to Owen because he has introduced me to Liverpool. :)

So..here I am still become one of the Liverpudlians and have a dream to feel the atmosphere of Anfield Stadium and sing along with Liverpudlians, LIVE...
THIS IS ANFIELD!

When you walk through a storm
Hold your head up high
And don't be afraid of the dark.
At the end of a storm is a golden sky
And the sweet silver song of a lark.
Walk on through the wind,
Walk on through the rain,
Tho' your dreams be tossed and blown.
Walk on, walk on with hope in your heart
And you'll never walk alone,
You'll never, ever walk alone.
Walk on, walk on with hope in your heart
And you'll never walk alone,
You'll never, ever walk alone.

Friday 28 October 2011

Hop


Rating:★★
Category:Movies
Genre: Animation
Pertama kali liat trailer film ini di bioskop saya punya ekspektasi film ini akan punya jalan cerita yang menarik seperti Despicable Me. Maklum gimmick yang dijual pas trailer adalah 'From the creators of Despicable Me'. Tapi ternyata oh ternyata film ini ngga semenarik Despicable Me yang lucu dan bener-bener enak buat ditonton.

Yang paling ngebuat film ini aneh adalah suara tokoh E.B yang didubbing sama Russel Brand. Kenapa gw bilang aneh?? Gw ga ada masalah sebenernya sama aksennya si suaminya Katy Perry ini, tapi buat gw Russel ngga cocok untuk jadi pengisi suara E.B.

Saat nonton Hop, dalam bayangan gw E.B itu adalah kelinci yang Amerika banget (sesuai dengan setting filmnya di Amrik), tapi kok ya jadi punya aksen Inggris yang kental. Padahal bapaknya E.B aja ga punya aksen Inggris sama sekali. Beneran deh sepanjang film gw jadi terganggu setiap kali si E.B ngomong.

Si Russel memang suka main di film-film yang ambil lokasi di Amrik dan gw ga pernah ngerasa terganggu walau dia beraksen Inggris. Itu mungkin karena gw beneran liat orangnya (sosok Russel sebagai manusia), jadi ya ngga terlalu mempermasahkan. Tapi sumpah dia itu ngga cocok banget jadi pengisi suara kelinci yang imut-imut. Di sisi lain, menurut gw cerita film Hop juga terkesan terlalu dipaksakan. Walau CGI animasinya bisa dibilang top.