Tuesday 16 August 2016

Seoul Trip: Nami Island & Seoul City Tour

Kunjungan ke Nami Island adalah saat yang saya tunggu-tunggu. Jujur, saya bukan penggemar drama Winter Sonata. Drama yang mempopulerkan Nami Island karena menjadi tempat syutingnya. Alasan saya ke Nami murni karena ingin melihat keindahan alamnya (yang kata orang worth to visit when you’re going to South Korea). Saya pingin lihat pohon ginkgo yang menguning, pingin lihat destinasi wisata alam di Korea, setelah sebelumnya selalu ngeliat gedung dan bangunan di Seoul. So, the trip to Nami would be refreshing.

Kami berangkat pagi menuju Nami, sekitaran jam 07.00 udah berangkat dari hostel. Bagaimana rute menuju Nami ini? Ada beberapa pilihan: naik kereta langsung (ITX), ngeteng naik kereta MRT dengan dua kali transit, atau naik bis dari Myeongdong. Berhubung kami sudah kehabisan tiket kereta ITX yang langsung menuju Gapyeong (stasiun terdekat dengan Nami), maka kami memutuskan untuk ngeteng naik kereta dengan dua kali transit di Hoegi dan Mangu. Bis tidak menjadi pilihan karena kami membawa kursi roda.

Feri ke Nami.

FYI, perbedaan waktu antara kereta ITX dengan naik MRT menuju Gapyeong (pintu masuk menuju Nami) sekira 40 menit. Kalau naik MRT perjalanan bisa sampai hampir 2 jam dan ketersediaan tempat duduk tergantung penuh tidaknya kereta. Sedangkan dengan ITX waktu tempuhnya lebih cepat (ETA 1 jam 10 menit) dan dapat nomor kursi tempat duduk. Keretanya seperti kereta antar propinsi di Indonesia dengan tempat duduk menghadap ke depan. Untuk memesan tiket kereta ITX ini dilakukan via online di www.letskorail.com. Pemesanan bisa dilakukan hingga satu bulan sebelumnya.

Gapyeong Station. Stasiun yang menjadi pintu masuk ke Nami.

Sayangnya, ketika saya mau pesan, tiket dengan tempat duduk sudah habis. Mereka menjual juga sih tiket berdiri, tapi kan ga mungkin saya beli itu. Kasian bokap kalau harus berdiri selama 1 jam lebih di perjalanan. Maka, kami memutuskan untuk ngeteng aja ke Nami. Walau lebih lama sampainya, tapi juga lebih murah. Harga tiket ITX ke Gapyeong sebesar 4000 W, sedangkan naik MRT 2250 W.

Loket tiket Visa Nami.

Sesampainya di Gapyeong Station, di luar stasiun akan langsung terlihat halte bis dan tempat antrian taksi. Untuk menuju Nami Islands, pengunjung memiliki dua opsi yaitu naik bis atau taksi. Bagi rombongan beranggotakan minimal tiga orang disarankan untuk naik taksi saja, daripada bis. Tarif taksi ke Nami 3500-4000 W, sedangkan bis 950 W. Tentu saja saat itu kami memilih taksi. Jarak dari Gapyeong Station ke Nami ga sampe 10 menit, kok. Supir taksi akan nurunin kita di dekat parkiran mobil Nami, setelah itu kita harus berjalan menuju loket masuk.

Berhubung saat itu hari Sabtu, Nami penuh dengan pengunjung lainnya. Banyak rombongan anak sekolah dan pasangan muda yang mengajak anak-anaknya piknik. Usai membeli tiket, saatnya antri naik feri.  Di hari libur seperti ini, feri menuju dan dari Nami datang setiap 10-15 menit sekali, jadi kami tidak terlalu lama menunggu. Saat naik feri ini saya excited banget. Ngga sabar ingin menjejakkan kaki di Nami Island yang sudah terlihat dari kejauhan.

Entry Visa a.k.a ticket to Nami

Ketika feri sudah berlabuh, puluhan orang berhamburan dari dalam feri. Sesampainya di Nami, tujuan pertama saya adalah Tourist Information Center. Saya pingin nanya soal Winter Sonata Tour yang saya lihat di laman visitkorea. Emang sih saya ga ngikutin dramanya, tapi kan dengan ikut tur kita akan bisa liat langsung atraksi utama yang ada disana. Namun, setelah saya nanya ke petugasnya, ternyata tur tersebut hanya tersedia saat winter, sesuai dengan arti harfiah nama turnya. Si mbak petugas kemudian memberi opsi agar kami naik tour-taxi saja yang rutenya mengelilingi bagian luar pulau. Namun, saya langsung menolaknya karena kalau dilihat di peta Nami, sebagian besar atraksi utama ada di bagian tengah pulau.

Lumayanlah nemu pohon ginkgo yang sedikit menguning. :D

Saya pun kembali ke tempat ortu menunggu. Awalnya mereka memutuskan untuk hanya menunggu saya saja di dekat pintu masuk Nami dan memberi saya waktu untuk keliling Nami sendirian. Melihat kondisi jalanan di dekat pintu masuk Nami yang berbatu mengurungkan niat mereka untuk keliling Nami, karena akan sulit untuk ditempuh dengan mendorong kursi roda. Di sisi lain, toh, sejak awal kedatangan kami di Korea, saya selalu menekankan ingin pergi ke tempat itu.

Namun, saat saya baru berjalan 200 meter menuju ke deretan pohon pinus (yang jadi spot utama foto-foto) dan taman dengan pohon ginkgo yang mulai menguning, saya pikir ortu saya harus melihat ini. Sayang udah dateng jauh-jauh, malah cuma nongkrong di pintu masuknya. Lagipula jalanan di bagian tengah pulau tidak lagi berbatu, sehingga akan memudahkan kami untuk mendorong kursi roda. Dan, saya juga melihat ada kereta api mini yang dapat membawa kami semakin masuk ke bagian tengah pulau.

Mom and I

Usai eksis narsis di deretan pohon pinus dan di bawah pohon ginkgo yang menguning, kami naik kereta api  mini dengan membayar 2000 W sekali jalan. Opsi ini pas sekali buat pengunjung yang tak ingin atau kelelahan berjalan. Stasiun akhir kereta ini adalah pusat keramaian Nami. Di sana pengunjung bisa menemukan berbagai atraksi permainan, toko suvenir, taman, kolam, restoran, perpustakaan hingga musola. Di berbagai tempat juga terdapat patung, termasuk patung pemeran Winter Sonata yang terkenal itu.

Tiket Kereta Api Mini Nami

Usai keliling, ngaso, dan foto-foto, kami menuju ke musola yang ada di lantai atas perpustakaan Nami. Musola ini mudah ditemui karena terletak di gedung perpustakaan yang berwarna kuning cerah, bersebrangan dengan toko suvenir. Di musola juga tersedia mukena dan sajadah. Fasilitasnya untuk mengakomodasi wisatawan muslim terbilang oke. Di sebelah perpustakaan juga ada restoran yang menyediakan makanan halal, loh. Kita bisa liat-liat menunya dulu yang disediakan pengelola di dekat pintu masuk musola. Tapi, cerita soal fasilitas bagi wisatawan muslim akan saya posting terpisah, yaa... Hehehe.



Foto di depan patung pemeran WInter Sonata is a-must, deeehh :p
Usai solat kami memutuskan untuk langsung balik ke Seoul. Bokap udah wanti-wanti pingin ikutan Seoul City Tour, jadi kami harus sampai Seoul sebelum malam tiba. Hampir pukul 2 siang, kami memulai perjalanan kembali ke Seoul. Kami pun sampai di Seoul jam 4 lewat dan langsung menuju stasiun Gwanghwamun Gate.

Di dekat stasiun itu ada booth pembelian tiket Seoul City Tour. Di sana kami mengambil The Downtown/Palace Course seharga 12 ribu Won. Durasi tur sekitar 2 jam. Lumayan siy bisa lihat beberapa tempat di Seoul yang ngga sempet kami datengin langsung, kayak lewat beberapa palace, dan termasuk ke N Seoul Tower, hehehe. Buat yang emang waktunya terbatas di Seoul, sangat direkomendasikan untuk mengikuti tur ini.

So, that was my last day in Seoul. Short trip, but at least I could catch a glance of what Seoul has to offer. Will be coming back, for sure! :D

Di Nami ada banyak tempat duduk dengan spot seperti di foto ini
Tiket Seoul City Tour Bus