Saat sedang merencanakan resepsi pernikahan, yang namanya nyari catering itu gampang-gampang susah. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan saat calon pengantin (capeng) ingin memilih catering. Diantaranya, harga yang sesuai budget dan rasa dari makanan catering itu sendiri. Nah, nyari yang harganya sesuai dengan budget dan sesuai dengan lidah itu gampang-gampang susah. Ada catering yang nawarin harga murah tapi rasa makanannya nggak sesuai di lidah. Ada yang rasa makanannya udah sesuai, tapi harganya nggak cocok di kantong.
Saya sendiri ngalamin tahun lalu ketika nyari catering yang sesuai dengan budget dan rasa makanan cateringnya lumayan sesuai di lidah. Saat sudah booking gedung resepsi biasanya capeng akan dikasih segepok brosur catering yang jadi rekanan gedung. Kala itu saya memakai Gedung Pegadaian di Salemba sebagai tempat resepsi. Ortu yang sudah booking tempatnya ngebawa setumpuk brosur catering buat saya pilih.
Diantara brosur catering yang saya pilih di batch I adalah Puspita Sawargi, Permata Catering, dan Paramita Catering. Sayangnya harga di Puspita Sawargi dan Paramita Catering ternyata nggak sesuai budget, jadi segera dicoret dari daftar. Padahal, udah diundang untuk test food tapi karena nggak sesuai budget, saya jadinya nggak dateng buat test food. Sementara, untuk Permata Catering ternyata kantornya masih tutup karena libur lebaran. Saya kirim email minta daftar paket juga belum dibalas. Jadi ya sudahlah. Mungkin belum rejeki.
Akhirnya saya kembali memilih brosur catering lainnya. Kali ini saya memilih Tidar, H Tinah Catering dan Chikal Catering. Untuk Tidar, harganya tidak sesuai. Sedangkan, Chikal Catering ternyata fully booked. Jadi, pada akhirnya kami memilih H Tinah Catering. Selain harganya sudah sesuai (karena tawar menawar nyokap berhasil, hehehe), kami merasa juga sudah cocok dengan makanannya. Beberapa tahun lalu salah satu sepupu saya juga sudah pernah pakai H Tinah Catering (HTC). Jadi, sudah pernah tahulah rasa makanannya gimana.
Kami memilih paket untuk 1000 orang (500 undangan) dengan 10 gubukan. Untuk gubukan ini menunya bisa diganti-ganti dengan harga yang sama, atau kalau mau menu yang lebih mahal ya tinggal nambahin sisanya aja. Nah, untuk menu makanan yang menurut saya rekomen di HTC adalah daging lada hitam, mie ayam raos, siomay, zuppa soup, pempek, dan DCrepes (ini DCrepes beneran loh, karena HTC kerja sama dengan DCrepes). Kami juga udah ikutan testfood HTC di Taman Mini, jadi udah sempet nyicipin sebelum benar-benar menentukan menu yang fix. Untuk test food HTC ini terpisah kok dari makanan yang disediakan untuk pengantin yang saat itu sedang di resepsi. Jadi nggak ngurangin jatah klien HTC.
Sementara, untuk dekornya juga ada berbagai pilihan mulai dari yang tradisional sampai modern. Setelah lihat-lihat Instagram HTC okelah dekornya. Karena saya memilih nuansa pink silver jadilah dekor yang dipilih juga berwarna senada, dengan dekor modern dan tirai pink silver.
Untuk baju pengantin dan make up, HTC kerja sama dengan setidaknya lima sanggar. Tapi, saya direkomendasikan tiga sanggar yang lokasinya dekat dengan rumah dan lokasi resepsi, serta mereka yang biasa menangani pengantin muslimah. Tiga sanggar yang saat itu direkomendasikan oleh HTC adalah Ine Andriane, Yusan, dan Hera Griya Pengantin. Untuk Hera Griya ini ada websitenya di heragriyapengantin.com. Disana ada daftar harga make up dan paket busana pengantin yang lengkap. Sayangnya, lokasinya agak jauh dari rumah saya di Duren Sawit, karena Hera Griya ini ada di Warung Buncit. Padahal, penasaran juga siy sama koleksi busananya, hehehe. Tapi, karena pertimbangan lokasi Hera Griya yang juga jauh dari lokasi resepsi di Pegadaian, jadilah saya nggak menyambangi sanggar itu.
Akhirnya saya dan calon suami memutuskan untuk mendatangi sanggar Ine Andriane dan Yusan saja yang lokasinya saling berdekatan. Sanggar Ine Andriane ada di Rawamangun, sedangkan Yusan di Utan Kayu. Di sanggar Ine Andriane, saya nemu busana yang saya pengen dan udah lumayan sreg dengan mbak Ine. Tapi, karena penasaran dan hanya ingin ada perbandingan, kami juga mendatangi Yusan. Ternyata, harganya tidak sesuai di kantong, hahaha. Di Yusan, saya sempat nyoba dua baju pink silver tapi kurang sreg juga di saya. Lagipula, kalau memilih baju pengantin yang ada ekor menjumbainya, Yusan juga mengenakan charge tambahan Rp 1 juta. Duh, sayang bener deh kalau dipikir-pikir, heuheu. Mending itu duit buat nambah catering. Hahaha. Eniwei, untuk review sanggar Ine Andriane akan dibahas terpisah, ya.. Karena saya juga memakai jasa mba Ine untuk resepsi di rumah.
Lanjut, soal HTC. Di HTC ini, saya dibantu oleh mbak Dini, yang merupakan anak dari pemilik HTC. Orangnya cukup ramah, bahkan saat saya belum deal harga aja, dia mau ngeladenin saya yang udah milih-milih dekor. Hahaha. Kalau ternyata mau ganti printilan dekor beberapa hari sebelum hari H juga masih diladenin, kok. Hehehehe. Nah, kalau untuk menu makanannya, saya koordinasi dengan yang namanya mba Tari karena dia yang in charge saat di gedung untuk segala menu makanan. Kita juga bisa request hal tertentu terkait makanan. Misalnya, untuk daging lada hitam. Saat testfood, kami menilai ukuran dagingnya terlalu besar, maka kami request agar dagingnya dipotong-potong agak lebih kecil agar anak-anak juga mudah memakannya.
Untuk koordinasi dengan HTC ini bisa cukup via WA. Saya ke kantor HTC yang ada di Tebet (deket Pasar Tebet Barat) juga cuma tiga kali, yaitu saat pertama kali ketemu dengan mba Dini, saat ngomongin detil dekor, dan pas technical meeting. Oh iya, yang bikin saya milih HTC juga karena lokasinya yang deket dengan pasar Tebet, tempat saya bikin undangan nikah. Tinggal ngesot (lebay :p), udah nyampe ke pasar. Jadi bisa sekalian jalan, hehehe. Overall, rasanya dana yang dikeluarkan sepadan dengan pelayanan yang diberikan HTC. Alhamdulillah acara berjalan lancar dan semua tamu dapat makanan. Hanya tersisa sedikit makanan untuk dibawa pulang. :)
No comments:
Post a Comment