Sunday, 23 December 2018

So-Called Honeymoon: Hong Kong-Macau (Day 2)

Di hari kedua trip Hong Kong, saya dan suami berencana untuk ke Macau. Sayang kalo ga kesana, karena hanya butuh waktu 1 jam saja dari Hong Kong dengan naik kapal cepat. Lagipula ke Macau juga bebas visa. Jadi jam 8.30 pagi, kami udah siap cuss menuju China Ferry Terminal. Tinggal jalan kaki aja dari Chungking Mansion sekitar 10-15 menit.


Masjid Kowloon

Etapi, di tengah jalan suami tetiba ngajakin mampir dulu ke Masjid Kowloon yang cuma berjarak 5 menit dari hostel. Yasud akhirnya lihat-lihat dulu deh ke sana. Malah, pak suami menyempatkan diri buat solat dulu di dalam. Akhirnya kami baru sampai di China Ferry Terminal jam 9.30.

China Ferry Terminal ini ada kayak di dalam pusat perbelanjaan gitu, kanan kirinya banyak toko. Nah, saat mo beli tiket ternyata udah banyak aja orang-orang yang nawarin tiket. Jadi mereka kayak rebutan gitu nawarin tiket. Ada dua perusahaan speedboat menuju Macau, yaitu Cotai dan Turbo, maka salesnya rebutan deh tuh narik penumpang. Akhirnya kami naik Cotai Water Jet dengan tiket seharga 154 HKD.


Cotai Water Jet

Yasud udah siap-siap nih mo masuk karena katanya dalam 15 menit, kapalnya dah mo jalan. Ndilalah pak suami mo ke toilet dulu. Duh! Jadilah waktu 5 menit kebuang. Padahal, kita juga kudu antri imigrasi. Pas saya buka paspor ternyata secarik kertas yang jadi 'visa' masuk Hong Kong nggak ada. Saya bolak balik itu paspor, kertasnya tetep nggak ada. Saya panik! Waduh apa kertasnya jatoh?

Akhirnya saya tanya ke suami, karena dia yang bertugas megang paspor, apa dia ngebuka-buka paspor dan liat visa Hong Kong? Ternyataaa...kertas visanya dia keluarin dari paspor dan ditaro di hostel supaya nggak ilang. Hadeeeuuhh... Saat itu saya sebeeellll banget ma suami. Padahal sebelumnya saya udah bilangin itu kertas jangan dikeluarin dari paspor. Walo cuma secarik kertas, itu tetap penting dan harus selalu dibawa karena jadi tanda masuk kita secara legal.

Akhirnya isi lagi kertas visa di imigrasi baru antri. Sempet deg-degan nanti gimana pas di imigrasi, pasti ditanyain soal kertas itu. Dan bener aja petugasnya langsung nanya, akhirnya saya bilang kalo kertasnya ketinggalan di hostel. Sempet kuatir nggak akan bisa diproses, tapi ternyata kami bisa keluar dari imigrasi menuju dermaga.


Inside Cotai Water Jet. Ada tempat buat koper juga.

Dari imigrasi, saya dan suami langsung berusaha ngejar speedboat tapi ternyata speedboat-nya udah jalan. Sempet bingung lagi, tapi akhirnya dibantuin sama petugas Cotai dan kami jadinya naik speedboat di jam berikutnya, which is kudu nunggu hampir 1 jam. Jadinya molor lagi dari jadwal, yang seharusnya naik speedboat jam 10 jadi jam 11 siang. Perjalanan Hong Kong-Macau via speedboat membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Jadi kami sampai sana jam 12 siang. Saya udah ngeburu-buru suami buat mempercepat langkah supaya dia nggak ketinggalan solat Jumat. Yang saya catet dari info Google, solat Jumat di Macau jam 12.30. Entah keburu apa nggak.



Macau Tower dari kejauhan

Etapi ternyata sebelum keluar imigrasi, kami sudah dihadang oleh seorang petugas wanita dan digiring ke ruang terpisah. Waduh ada apa lagi ini? Saya langsung kepikir, apakah ini karena saya berhijab? Tapi saya langsung keinget, ini sepertinya karena kertas visa kami yang nggak kebawa saat keluar Hong Kong. Mungkin pihak imigrasi Hong Kong ngasih notice ke imigrasi Macau. Dikira imigran gelap kali.

Di dalam kami digeledah dan ditanya macam-macam terkait asal negara, status, maksud kedatangan sama jumlah uang yang dibawa. Iya cyn, sampe die nanya lo bawa duit berape. Saya jawab aja cuma bawa duit sekitar 100 HKD. Eh, malah diketawain. Dengan tampang remeh, dia bilang kalo ke Macau paling nggak harus bawa 1 juta HKD. Setdah, emang kita mo judi disono. Pengen saya toyor aja itu petugas imigrasinya.

Akhirnya setelah interogasi sekitar 10 menit, kami bisa keluar dari imigrasi Macau. Langsung menuju terminal bis yang berjejer di depan pelabuhan. Di Macau, bis jadi transportasi utama murmer untuk keliling karena nggak ada subway. Itinerary awal siy tadinya mo jalan kaki aja menyambangi Museum Grand Prix, yang menurut Google Maps lokasinya cuma 10 menit jalan kaki dari pelabuhan, tapi karena udah mepet solat Jumat akhirnya rencana itu dicoret dari itinerary.


Fisherman's Wharf Macau

Nah, di terminal bis pelabuhan ada banyak macam bis, ada yang bis biasa (berbayar), ada juga yang bis kasino (gratis). Tentu aja kami pilih yang gratisan dong, hahaha. Bis kasino ini banyak banget pilihannya, secara disana juga banyak banget kasino. Karena Macau manjain orang yang mo judi disono, makanya mereka pada ngasih shuttle gratis supaya para gamblers gampang ngaksesnya. Cap cip cup, akhirnya kami naek bis Sands Macau. Asal aja milihnya, heuheu.

Di dalam bis, saya segera memanfaatkan wifi gratisan untuk mencari rute bis yang ngelewatin Mesquita de Macau. Berbekal Google Maps akhirnya nemu bis no 17 yang punya rute tercepat menuju masjid. Sesampainya di Sands Macau, kami langsung keluar bis dan jalan menuju halte. Kalo penumpang laen mah pada masuk ke hotel dan kasino, wkwkwk. Berjalan hanya sekitar 5 menit ke halte, kami lalu menunggu bis no 17. Saat melihat ke sekeliling ternyata Sands Macau dekat dengan Fisherman's Wharf, salah satu spot wisata di Macau. Namun, karena kami ngeburu waktu solat Jumat jadinya kami ngga keliling kesana.


Mesquita de Macau

Nggak lama, bis datang. Bayar bis di Macau harus pake uang cash dan pas. Nggak ngasih uang kembalian. Meski mata uang Macau adalah Pataca, Dollar Hong Kong tetap bisa dipakai di sini. Namun, Octopus Card nggak berlaku di Macau, ya. Tarif bis no 17 jauh dekat 3,2 HKD per orang. Kami bayar 6,5 HKD berdua.
Perjalanan menuju Mesquita de Macau dari Sands sekitar 10 menit. Kami turun di halte Venceslau de Morais. Dari halte, jalan kaki sekitar 500 meter.

Dan... Alhamdulillah akhirnya kami nemu juga masjid Macau ini. Dari luar aksen kuno terlihat jelas. Setelah didekati, kok sepi? Lalu terpikir jangan-jangan solat Jumat udah selesai? Karena saat itu sudah pukul 13.00. Kami pun segera masuk ke dalam dan menapaki tangga turun menuju masjid.


Bangunan masjid nan sederhana

Di halaman masjid hanya ada 2-3 orang. Lalu, kami pun bertanya apakah sudah masuk waktu zuhur. Ternyata belum. Alhamdulillah nggak telat. Katanya solat Jumat dimulai pukul 13.30. Yasud akhirnya kami istirahat dulu, sambil lihat-lihat sekeliling masjid. Mosquita de Macau ini kelihatan banget bangunan tua. Konon dibangun sama orang Pakistan yang tinggal di sana. Di bagian belakang ada komplek pemakaman. Di masjid juga ada toilet, meski hanya seadanya.

Beberapa menit sebelum solat Jumat, orang-orang mulai berdatangan. Selain para lelaki, ada juga muslimah yang hadir. Dan, yang bikin surprise ternyata kebanyakan muslimah yang hadir berasal dari Indonesia. Sebagian besar adalah pekerja di Macau. Wuih senangnya ada temennya, hehehe. Kami pun ikut solat Jumat. Menariknya solat Jumat disini, khotbahnya berbahasa Pakistan. Maklum, karena kan yang ngebangun masjid adalah orang Pakistan. Setelah solat Jumat juga ada makan siang bersama. Alhamdulillah, kami jadi dapet makan siang gratis deh, hehehe. Di masjid kami juga sempat refill botol minum.


Bertemu muslimah Indonesia yang baik hati :)

Selesai makan siang sekitar pukul 15.00. Saat kami pamit dan bilang mo melanjutkan perjalanan ke Ruin St Paul, Alhamdulillah ternyata ada yang mau menemani dan nganterin kami kesana. Namanya mba Lilis, yang berbaik hati nganterin kami ke sana. Jadi kami nggak perlu puyeng nyari jalan menuju ke Ruin St Paul, hehehe. Saya lupa naek bis nomor berapa ke Ruin St Paul, tapi yang jelas perjalanannya nggak lama, sekitar 10-15 menit aja. Untuk menuju Ruin St Paul, kami juga nggak lewat Senado Square, seperti yang biasanya turis lain lakukan. Mba Lilis menyarankan kami untuk lewat jalan belakang karena katanya lebih dekat. Kami siy ikut aja yak, kan nggak tau jalan, hehehe.

Jalan kaki hanya 5 menit, kami pun sampai di Ruin St Paul. Nggak sampe naek ke bagian atas siy karena rame banget. Kami foto-foto aja di bagian bawah, hehehe. Nah, disini juga kami berpisah jalan sama mba Lilis, yang akan melanjutkan perjalanan ke rumah temannya. Saya dan suami pun berjalan ke bawah menuju Senado Square. Jalanan antara Ruin St Paul dan Senado Square rame banget. Di kanan kiri banyak kios suvenir dan makanan khas Macau seperti pie tart. Namun, karena kami meragukan kehalalannya akhirnya hanya numpang lewat aja deh. Padahal mah baunya mengundang air liur loh, hehehe.


Ruin St Paul

Di jalan menuju Senado Square, kami menyempatkan diri untuk mampir ke kios suvenir Remembrance Gifts yang berada di gang dekat jalan utama. Kami ke kios ini berdasar rekomendasi dari blog yang saya baca-baca sebelumnya. Katanya siy harga suvenir disana kompetitif. Pas masuk kios ada banyak pilihan suvenir mulai dari gantungan kunci, magnet, snow ball, pajangan, kaos dll. Kami hanya membeli gantungan kunci dan magnet totalnya 80 HKD. Harganya ngga beda jauh sama di Ladies Market. Jadi buat yang nggak bisa atau males nawar di Ladies Market dan emang berencana ke Macau bisa dateng ke kios suvenir ini karena udah ada label harganya.


Senado Square

Dari kios suvenir, kami melanjutkan perjalanan ke Senado Square, yang berupa atrium luas. Usai foto-foto sebentar di Senado, kami segera nyari halte terdekat. Tujuan selanjutnya: The Venetian Macau. Mo kesana karena saya pengen lihat interior mall-nya yang katanya bagus. Hehehe, ngga penting amat yak. Dari Senado Square ke Venetian Macau naek bis 26A. Tarifnya 10 HKD berdua. Perjalanan cukup jauh, ada sekitar 11 halte yang dilewati. Sempet juga ngeliat Macau Tower dari kejauhan.


Sekitar 30 menit kemudian, barulah kami sampai di Venetian Macau. Langsung masuk ke dalam dan menuju lantai yang ada gondolanya. Di kanan kiri sepanjang jalan mah banyak toko-toko tapi kami nggak mampir-mampir karena ngejar feri ke Hong Kong. Saat turun dan naik eskalator keliatan deh tuh sedikit suasana dalam kasino Venetian Macau. Beuh rame bet yang mo buang-buang duit, heuheu. Saat sudah sampai di atas, kami keliling-keliling sebentar sambil nyari spot foto yang bagus. Di sana ketemu juga sama wisatawan Indonesia lainnya. Langsung deh saling minta tolong cekrek cekrek foto, hehe.


Ngintip kasino Venetian Macau

Di Venetian Macau ini kami nggak lama. Paling sekitar 20 menit aja, abis itu turun lagi ke bawah menuju shuttle bus gratis yang akan membawa kami ke pelabuhan. Baliknya ke Hong Kong naek Turbo Jet. Alhamdulillah perjalanan mulus dan itinerary terlaksana meski agak meleset. Well, life doesn't always going like the way you want kan.. Alhamdulillah dari perjalanan ini kami juga ketemu dengan orang-orang Indonesia yang baik banget di Macau. Jadi nambah temen deh... Hehe.

Hari berikutnya trip akan berlanjut ke Ngong Ping 360 dengan naik cable car dengan rute terpanjang di Asia (katanya) dan The Peak. Stay tuned!


At Venetian Macau

No comments:

Post a Comment