Tuesday 4 July 2017

My Wedding Preparation in Two Months Only!


Mempersiapkan pernikahan emang menyita waktu dan pikiran, tapi ngejalaninnya asik-asik aja, ya? Iyalah, kan mau nikah? Heuheu. Nah, saya sendiri hanya punya waktu dua bulan buat mempersiapkan pernikahan. Setelah 'dilamar' pada akhir Juni 2016, rencananya pernikahan saya berlangsung pada 4 September. Jadi hanya punya dua bulan full buat nyari gedung, catering, suvenir dan segala endebrai endebrei lainnya.

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari gedung dulu. Kenapa nggak catering dulu? Karena pihak catering akan menyuruh kita untuk mencari gedungnya terlebih dulu. Pemilihan gedung akan menentukan catering mana saja yang bisa kita pilih karena gedung punya beberapa catering yang menjadi rekanannya.

Alhamdulillah untuk pencarian gedung ini, orang tua saya yang membantu. Saya hanya kasih list gedung-gedung yang sekiranya lokasinya oke, agak luas, dan mudah aksesnya buat tamu kami nanti. List gedung yang diberikan berada di sekitar Cawang, Matraman, Salemba, Kuningan sampai Pancoran. Namun, ortu mendatangi beberapa gedung di Matraman dan Salemba.

Tujuan pertama Gedung Graha Zeni di Matraman. Disana tempatnya oke, tapi untuk tanggal 4 September sudah full booked. Adanya buat bulan November. Ya sudah, coret. Selanjutnya ke Kementerian Sosial. Disana lagi-lagi sudah penuh, bahkan sampai akhir tahun. Wkwkwkwk ini gedung emang laku bener deh.

Terus lanjut lagi ke Pegadaian di Kramat, Salemba. Ternyata untuk tanggal 4 September siang ada calon pengantin lainnya yang udah mesen, tapi masih belum jelas apakah dia akan jadi pakai gedung di Pegadaian atau nggak, karena mereka belum memberikan DP. Akhirnya kami masuk waiting list, sembari berharap semoga calon yang satu itu memilih gedung lainnya. Pihak Pegadaian berjanji memberikan informasi minggu depan soal kepastian kami akan bisa memakai gedung itu atau tidak untuk tanggal 4 September.

Alhamdulillah ternyata kami memang berjodoh dengan Gedung Pegadaian. Setelah menunggu satu minggu, pihak Pegadaian memberikan informasi kalau tanggal 4 September siang, gedung itu tersedia. Gedung yang sama yang dipakai oleh adik saya, Venny, untuk menikah lima tahun yang lalu. Entah kenapa, kayaknya keluarga kami emang jodoh sama Gedung Pegadaian. Wkwkwkwk. Alhamdulillah, Allah juga mempermudah pencarian gedung ini, padahal waktu persiapannya agak mepet. Heuheu.

Setelah gedung dapet, saatnya mencari catering. Oleh Pegadaian, kami diberikan setumpuk brosur catering yang menjadi rekanannya. Ada beberapa catering yang menjadi pilihan saya, yaitu Paramita Catering, Permata Catering, Sawargi, Tidar dan H Tinah Catering. Pilihan ini dilakukan berdasar review dari internet dan harga.

Lagi-lagi untuk pencarian catering ini saya dibantu sama ortu. Mereka mendatangi Sawargi, Chikal Catering dan Permata Catering untuk menanyakan paket catering. Sawargi tampaknya oke tapi harganya nggak masuk budget. Sementara, Permata Catering masih libur lebaran jadi kami nggak bisa dapat informasi memadai. Untuk Chikal, ternyata dia fully booked untuk tanggal 4 September.

Di waktu yang sama, saya dan calon suami sempat mendatangi Tidar di Tebet. Namun, ternyata harganya diatas budget. Selain itu, saya juga sempat meminta daftar harga di Paramita Catering melalui email. Tapi, lagi-lagi nggak cocok sama harganya. Wkwkwk. Padahal udah diundang untuk test food. Tapi, karena toh saya merasa nggak akan memakai jasanya, saya nggak dateng ke acara test foodnya.

Akhirnya pencarian catering ini jatuh ke H Tinah Catering. Ortu juga memilihnya karena catering ini pernah dipakai di pernikahan sepupu beberapa tahun lalu. Jadi paling nggak sudah tahu bagaimana pelayanannya dan rasa makanannya. Sembari nyari catering, kami juga mendatangi dua rekanan sanggar H Tinah Catering. Akhirnya pilihan jatuh ke Ine Andriane. Nah, review mengenai H Tinah Catering dan sanggar yang menjadi rekanannya akan dibahas terpisah ya...
Undangan nikah pilihan kami.
Undangan soft cover di atas untuk di rumah dan yang dibawah untuk di gedung.

Undangan nikah di gedung dengan nuansa pink

Lanjut lagi, bersamaan dengan pencarian catering, saya dan calon suami juga mencari percetakan undangan pernikahan dan suvenir. Untuk undangan pernikahan, awalnya saya iseng-iseng nyari di Instagram. Liat banyak yang lucu, tapi lokasinya jauh. Rata-rata di Yogya atau Malang. Pas saya sodorin ke calon, dia langsung nolak, hahaha. Akhirnya kami pun menyambangi Pasar Tebet, yang udah terkenal banget sebagai tempat untuk mencari undangan pernikahan. Nggak keliling-keliling jauh, kami langsung saja main tembak ngedatengin Zaky Card. Iseng untuk lihat-lihat aja desain undangannya, dan ternyata nemu yang sesuai dan bisa dimodifikasi. Harga undangannya Rp 5500 untuk undangan hard cover dan Rp 2500 untuk yang soft cover.

Nah, untuk suvenir, kami memburunya Cipinang. Tepatnya di Alfriandra Suvenir yang berlokasi di belakang LP Cipinang. Disana ada banyak pilihan suvenir, mulai dari gantungan kunci, taplak, tempat tisu, tas kecil, sendok nasi, gunting kuku, gelas, sendok garpu, piring, mangkok, kipas, dan masih banyaaaakkk lagi. Setelah berpusing-pusing ria, akhirnya pilihan kami jatuh ke gelas dan taplak untuk resepsi di gedung dan sumpit untuk acara di rumah.

Pilihan suvenir untuk di gedung.

Lokasi Alfrianda di Google Maps.

Nah, untuk gelas dan taplak ini ternyata membutuhkan waktu yang agak lama untuk bisa diambil karena kami memesan dengan wadah karton. Gelasnya juga custom dengan gambar dan tanggal pernikahan. Untuk gelas dan taplak ini baru akan jadi dalam 1,5 bulan. Hwaduh...mepet beneeer deh. Agak dag dig dug, tapi akhirnya jadi dipesen juga. Harga gelas dan taplak ini Rp 5500 per buah, sudah komplit dengan wadahnya. Sementara, suvenir sumpit harganya Rp 1.200. Untuk sumpit dibayar lunas, tapi untuk gelas dan taplak bisa DP dulu, sisanya dibayar saat barang diambil.

Ternyata pas sampai rumah, sumpit yang saya bawa untuk suvenir resepsi di rumah membuat kedua ortu saya mengernyitkan dahi. Katanya nggak cocok suvenir sumpit buat acara yang di rumah. Yasudah saya serahkan penggantian suvenir sumpit ke mereka. Ortu akhirnya balik ke Alfriandra untuk mengganti suvenir dengan harga yang sama. Pulang ke rumah, suvenir sumpit udah berganti dengan gunting kuku. Wkwkwk.

Setelah urusan suvenir, gedung, catering dan undangan kelar, saatnya mencari cincin nikah dan hantaran pernikahan yang belum sempat kebeli. Bukan berarti cincin nikah ini ngga penting makanya baru dicari belakangan, tapi karena kami memang nggak membuat cincin yang customized yang pasti butuh waktu lama untuk membuatnya. Untuk cincin nikah ini cukup nyari di toko emas di Pasar Perumnas yang dekat dengan rumah. Simpel.

Selanjutnya ngurus surat nikah dan nyari penghulu. Karena akad nikah akan dilangsungkan di Gedung Pegadaian, makanya kami harus membuat surat pindah nikah ke KUA Senen. Untuk surat ini saya dibantu bokap yang mengurus surat ke kelurahan dan KUA Pondok Bambu dan calon suami yang bolak balik ke KUA Senen. Alhamdulillah urusan perpindahan akad nikah berjalan lancar. Akhirnya dapet penghulu untuk akad jam 9 pagi, meski tadinya direncanakan akad jam 8 pagi. It doesn't matter anyway, nyang penting dapet penghulu. Hehehe. Kalo ngga ada penghulu kan berabe, siapa yang mau nyatet pernikahannya coba, kalau ngga ada penghulu. Heuheu...

Alhamdulillah masa mencari penghulu, vendor dan pendukung acara resepsi dan akad pernikahan ini ternyata hanya memakan waktu selama satu bulan. Satu bulan berikutnya saya tinggal ngecek-ngecekin aja apakah semuanya sudah sesuai dan mengganti menu catering kalau merasa ada yang nggak cocok. Saya nyante banget lah di 1 bulan terakhir itu, hahaha.

Alhamdulillah juga undangan malah sudah selesai hanya dalam waktu tiga minggu. Padahal, tadinya undangan diperkirakan baru jadi dalam waktu satu bulan. Ternyata pencetakan undangan dilakukan berdasar prioritas tanggal pernikahan. Karena pernikahan kami akan dilaksanakan dalam dua bulan, makanya undangannya lebih diprioritaskan dibanding calon pengantin lainnya yang pernikahannya masih tiga bulan. Hehehehe.

And that's it! Alhamdulillah nggak ada kendala besar saat menyiapkan pernikahan hanya dalam waktu dua bulan ajaTernyata apa yang tadinya saya bayangkan akan ribet dan riweuh mempersiapkan pernikahan, Allah telah mempermudahnya. Alhamdulillah. Semuanya berjalan lancar sampai hari H. Alhamdulillah.

Nah, buat kamu yang mengalami hal yang sama seperti saya, ternyata meski mepet, mempersiapkan pernikahan dalam waktu hanya dua bulan saja bisa banget loh. Tentunya kamu perlu membuat daftar prioritas hal-hal apa saja yang perlu didulukan. Berdasar pengalaman saya, dahulukan mencari gedung dan catering. Bersamaan dengan itu, kemudian browsing suvenir dan mencari percetakan undangan pernikahan.

Berikut saya kasih tips singkat untuk mempersiapkan pernikahan versi pengalaman saya:
1. Susun prioritas hal-hal yang harus dilakukan berdasar urgensi dan waktunya. Urusan gedung dan catering pasti harus didulukan karena berkaitan dengan lokasi pernikahan. Selanjutnya di waktu yang sama, cari juga tempat percetakan undangan pernikahan dan suvenir. Ini penting karena mereka butuh waktu agak lama untuk menyelesaikan pesanan.

2. Saat sedang mencari vendor pernikahan, suvenir dan undangan, pastikan sesuai dengan budget. Jangan terlalu memaksakan diri karena dalam pernikahan itu yang paling penting adalah terjadinya akad nikah :D

3. Saat mencari suvenir dan percetakan undangan pernikahan, pastikan mereka bisa memenuhi pesanan kita sesuai tenggat waktu. Kalau nggak bisa, cari yang lain.

4. Usahakan ajak serta calon kamu saat mencari segala kebutuhan untuk pernikahan. Jangan ragu untuk meminta pendapatnya.

5. Jangan sungkan untuk meminta bantuan dari keluarga, jika waktu kamu terbatas.



No comments:

Post a Comment