Tuesday, 5 July 2011

Detektif Ekonomi

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Business & Investing
Author:Tim Harford
Sepertinya baru ini buku ekonomi yang sukses tidak membuat saya cepat bosan. Buku Detektif Ekonomi ini sebenernya udah terbit dua tahun lalu, tapi saya baru nemu di toko buku beberapa minggu lalu. Maklum, biasanya lorong yang pertama kali saya samperin di toko buku adalah deretan novel, jadi wajar saja kalau buku ini kelewat.

Buku Detektif Ekonomi ini berisi mengenai cerita-cerita dibalik harga sebuah produk (contoh: kopi) yang bisa begitu mahal, perdagangan bebas, harga saham dan solusi yang dia utarakan untuk mengatasi masalah ekonomi di negara dunia ketiga serta kemacetan dan polusi!

Satu idenya yang saya sukai adalah mengenai penetapan pungutan eksternalitas untuk kendaraan bermotor. Kenapa dinamakan pungutan eksternalitas? Ini karena kendaraan bermotor menimbulkan polusi (hasil eksternal dari kendaraan), sehingga membahayakan kesehatan pengguna jalan lainnya (baca:pejalan kaki). Jadi warga yang ingin menggunakan kendaraan pribadi dikenakan pungutan ketika ingin melintasi suatu wilayah (biasanya diterapkan di jalanan yang sehari-harinya macet). Jadi hanya orang-orang kaya banyak duit banget, mungkin, yang lewat di jalan. Selain akan mengurangi kemacetan, polusi juga akan berkurang kan...Pengguna kendaraan pribadi juga akan 'terpaksa' menggunakan transportasi umum. Ini dia yang namanya efisien dan efektif. Memang, berapa biaya yang bisa ditentukan dari kerugian yang mungkin timbul dari polusi kendaraan akan berbeda-beda dan sulit untuk ditentukan. Tapi pasti bisalah..kira-kira diitung pungutan yang wajar untuk itu. Nah uang pungutan ekternalitas ini nantinya bisa digunakan untuk biaya penelitian teknologi ramah lingkungan atau pengembangan transportasi umum.

Well, pungutan seperti itu sudah pernah diterapkan sebelumnya di London (klo ngga salah) dan berhasil. Waktu baca soal pungutan itu rasanya memang menumbuhkan semangat, tapi kalau dipikir hal itu akan diterapkan di Indonesia kok kayaknya semangat saya melempem lagi, ya..hehehehe. Masalahnya transportasi umum di Jakarta saja masih belum memadai dan terkadang kurang manusiawi, belum lagi ada kekhawatiran uang pungutan itu rawan dikorupsi oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Padahal untuk transportasi umum saja jumlahnya tentu harus banyakkk bangettt (secara ada ribuan orang kerja di kawasan Sudirman aja).

Selain memaparkan mengenai masalah sosial itu, Harford juga ngebahas soal di balik harga-harga produk, dimana banyak faktor yang mempengaruhi, seperti lokasi, kuasa kelangkaan, juga inside information. Tim Harford juga mengupas analisisnya tidak hanya sebagai ekonom, tapi dengan memosisikan diri sebagai konsumen. Penuturannya mengalir, dan mudah dipahami membuat buku yang menjadi Sunday Times BestSeller ini tidak terasa membosankan. Yang paling penting, buku ini tidak penuh dengan bahasa ekonomi yang terkadang njelimet. Jadi tidak selamanya harus berkerut dahi saat membaca buku ekonomi. Selamat membaca!

No comments:

Post a Comment