Thursday, 19 October 2017

Review Sanggar Ine Andriane

Busana Resepsi di Gedung by Ine Andriane

Soal milih-milih sanggar buat nyari busana dan make up pengantin emang kudu milih yang pas dengan hati. Karena saat resepsi pernikahan, tamu yang dateng pasti lihat penampilan penganten. Nah, saat menyiapkan resepsi pernikahan pada September tahun lalu, saya dihadapkan pada tiga pilihan sanggar, yang merupakan rekanan dari H Tinah Catering. Mereka adalah sanggar Yusan, Ine Andriane dan Hera Griya Pengantin.

Setelah memilah dan survei akhirnya saya memilih Sanggar Ine Andriane. Mengapa? Saya sempat menjelaskan sedikit alasan saya memilih Ine Andriane di postingan sebelumnya. Selain sudah menemukan baju yang cocok, mba Ine dan stafnya juga ramah. Saya juga sreg dengan make up-nya. Ngga terlalu menor. Nah, saat baru pertama kali mendatangi sanggarnya di Rawamangun sudah ada calon pengantin lainnya yang sedang nanya-nanya. Jadi sembari nunggu bisa deh lihat-lihat koleksi dan tata rias Ine Andriane dari album yang ada di meja tamu.

Setelah giliran saya tiba, saya sampaikan kalau saya ingin busana yang bernuansa pink silver. Alhamdulillah mba Ine punya koleksinya. Setelah dilihat bajunya, saat itu juga langsung fitting dan ngukur ukuran badan. Dan... Ternyata bajunya kegedean buat saya. Hahaha. Harap maklum saya slim banget waktu itu, sampe stafnya juga komen, "Duh mba, badannya kecil amat". Wkwkwk. Jadinya itu baju ditekuk dan dikasih peniti. Saya sempat kuatir gimana kalau bajunya kegedean begitu, pasti jadi keliatan ngga oke pas dipake resepsi. Staf mba Ine kemudian menenangkan dan bilang, kalau ukuran itu bisa diatur sehingga saat resepsi ngga akan keliatan kalau itu baju kegedean.

Make Up Akad by Ine Andriane

Oke. Saya pun kembali tenang. Setelah itu, saya sedikit berbincang dengan mba Ine. Iseng saya nanya soal sewa baju akad dan apakah mba Ine juga punya paket pernikahan untuk resepsi di rumah. Ternyata untuk baju akad bisa disewa dengan harga mulai dari Rp 1 juta. Tapi, kalau untuk akad sih saya udah punya bajunya. Baju akad pernikahan adek saya dulu yang udah dimodifikasi dengan ukuran badan saya alias dikecilin :p. Selain itu, ternyata mba Ine juga menyediakan paket pernikahan resepsi di rumah. Alhamdulillah.

Sebelumnya saya udah search beberapa sanggar untuk paket resepsi pernikahan di rumah. Namun, belum ada yang sreg. Saya sempat mencari-cari sanggar kayak Alisha Anjani, Nuri Wedding, dan Rizki Kusumo (adek saya pake tata rias Rizki Kusumo waktu resepsi di rumah), tapi ngga ada yang cocok, baik itu dengan harga paketannya atau riasannya.

Nah, Alhamdulillah ternyata mba Ine punya paket pernikahan di rumah. Harganya di September 2016 sebesar Rp 20 juta minus catering. Harga itu udah termasuk paket busana dan riasan untuk penganten, penerima tamu, dan orang tua mempelai. Hanya saja untuk busana orang tua mempelai untuk pihak ibu tidak disediakan. Pihak ibu hanya dapat riasan saja.

Harga paket di Ine itu juga termasuk sewa tenda, kursi, perlengkapan penerima tamu minus pulpen dan buku tamu, 4 tenda gubukan, pelaminan, dokumentasi, band, pergola dan alat makan. Namun, karena nyokap memutuskan untuk nggak sewa alat makan (karena punya sendiri), dan nggak pakai band dan dokumentasi dari mba Ine, maka harganya jadi Rp 15 juta.


Busana resepsi di rumah by Ine Andriane

Untuk busana penganten saat resepsi di rumah, saya memilih warna biru mint. Sengaja memilih warna itu karena ingin nuansa warna yang berbeda dengan resepsi di gedung. Kala itu busana penganten biru mint juga merupakan koleksi terbaru dari sanggar Ine Andriane. Hehehe. Tapi teteup baju itu masih agak kebesaran di saya. Hahahaha.

Setelah sekitar dua minggu sebelum akad dan resepsi di gedung, saya melakukan fitting terakhir di sanggar Ine. Bajunya masih agak kebesaran. Sempet kuatir, tapi mba Ine dan stafnya menenangkan kalau nanti mereka akan bisa ngakalin bajunya supaya bisa ngepas di badan saya. Karena badan saya yang mungil itu juga akhirnya mba Ine nggak terlalu ketat saat meminta saya untuk puasa 'mutih'.

Puasa 'mutih' ini biasanya menjadi tradisi buat calon mempelai wanita, dimana mereka diminta untuk hanya memakan nasi dan air putih saja beberapa hari sebelum hari H. Namun, karena badan saya terlalu slim akhirnya saya tetap diperbolehkan makan dengan beberapa lauk, jadi nggak bisa dibilang puasa 'mutih' juga sih. Heuheu.



My Transformation. Photo taken from WA Profile Ine Andriane

Sehari sebelum hari H, mba Ine WA untuk mengingatkan saya agar esok datang pagi-pagi. Saya memang berencana untuk berangkat dari rumah usai subuh karena akad akan berlangsung pada pukul 09.00 WIB. Pas hari H, nggak disangka ternyata mba Ine malah udah nyampe duluan di gedung, heuheu. Namun, saya masih punya waktu yang cukup untuk make up karena make up-nya simpel, maka hanya memakan waktu sekitar 45 menit-1 jam saja.

Oh iya, untuk akad nikah ini, sanggar Ine juga menyediakan kalung melati untuk dipakaikan ke mempelai pria saat memasuki ruangan akad. Jadi kita nggak perlu rempong nyari kalung melati. Namun, untuk kerudung buat mempelai penganten saat akad, kita harus nyediain sendiri. Saya udah nyiapin sendiri kerudungnya sih, tapi ternyata mba Ine meminjamkan kerudung miliknya, yang lebih bagus dari punya saya, hehehe. Alhamdulillah. Makasih, mba Ine.

Usai akad, saatnya berganti baju. Agak deg-degan apakah busana resepsi itu bakalan kebesaran di saya, tapi Alhamdulillah ternyata bajunya pas di saya. Entah itu baju diapain sama stafnya mba Ine, hehehe. Yang jelas ngepas dan nggak kelihatan satu pun ada peniti nongol di baju kayak pas fitting kemaren, hahaha. Begitu pun saat saya mengenakan busana resepsi di rumah. Bajunya pas di badan saya, hehehe. Overall, saya suka dengan layanan riasan dan busana di sanggar Ine Andriane.

Buat yang pengen survei ke sanggar Ine Andriane alamatnya ada di Jl Rawamangun Muka Barat II RT 10 RW 12, Rawamangun (belakang lapangan golf). Lokasinya mudah ditemuin kok. Patokannya di depan lokasi sanggar Ine ini ada taman komplek. Selain di Jakarta, mba Ine juga punya sanggar di Bogor, katanya sih deket Stasiun Cilebut. Jadi buat yang stay di Bogor bisa lebih dekat.


Photo taken by Mia Fauzia